Rabu, 31 Maret 2010

Mengoptimalkan Produksi

1. Biaya yang digunakan harus dipandang sebagai keuntungan potensial ( potential profit ), bukan pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus di keluarkan. Dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiansi akan meningkatkan keuntungan.
2. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah ( bukan sekedar mengubah input menjadi output ) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetatapan harga ( pricing strategy ) yang kompetirif di pasar.
3. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu.
4. Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).
5. Dengan demikian strategi di atas harus dilakukan melalui skenario 1). melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum, 2). Menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar, 3). memperluas pangsa pasar (market share) melalui keunggulan kompetitif (meningkatkan daya saing terus menerus), 4). memperoleh penerimaan total (TR) yang terus meningkat, 5). memperoleh keuntungan (net benefit) yang terus meningkat, 6). meningkatkan kesejahteraan bagi stakeholders.

Pengertian Produsen

Produsen adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual dan dipasarkan. Dalam memasarkan barang – barang dagang dan juga jasanya biasanya produsen menawarkan harga yang relatif lebih murah karena prudusen merupakan agen – agen langsung yang banyak dicari oleh orang – orang khususnya para pedagang untuk membeli barang dagangan yang nanti akan mereka jual kembali tetapi dengan harga yang relatif lebih mahal.
Produsen memasarkan barang – barang dagangannya di berbagai tempat, ada di pasar-pasar tradisional, toko-toko, ataupun pada swalayan – swalayan yang telah bekerja sama untuk membeli barang – barang tersebut.
Produsen itu bukan orang yang bekerja sendiri tetapi mereka adalah sekumpulan orang yang saling bekerja sama untuk memasarkan barang – barang yang mereka jual untuk dibeli oleh orang lain yang nantinya akan di jual kembali tetapi dengan harga yang tidak sama, intinya pada saat orang lain menjual kembali barang – barang yang telah mereka beli dari produsen, barang – barang tersebut jatuhnya akan lebih malah karena biasanya orang yang berdagang tidak mau rugi mereka justru ingin mendapatkan untung yang pastinya bisa mengembalinkan kembali modal mereka yang telah mereka gunakan untuk membayar barang – barang yang telah mereka beli dari produsen.

Sabtu, 20 Maret 2010

Kepuasan Konsumen

Berhubung dalam kenyataannya kepuasan konsumen sangat bervariasi dan temporer, artinya kepuasan pada satu situasi tidak menjamin kepuasan pada situasi yang lain. Maka skope kepuasan konsumen ini menjadi agak luas, tergantung pada target (yang berubah-ubah) dalam pemenuhan kebutuhan yang diukurkan oleh konsumen pada setiap transaksi dengan suatu produsen/perusahaan.
Dapat dikatakan bahwa kepuasan konsumen bergantung kepada kualitas produk atau layanan dan bagaimana produk atau layanan tersebut dapat memenuhi atau sesuai dengan kebutuhan konsumen. Beberapa faktor yang dapat diidentifikasikan sebagai penentu kepuasan konsumen berdasarkan penelitian para pengamat perilaku konsumen adalah :
1. Pelayanan yang memiliki nilai tambah.
2. Disain, kemasan atau tampilan dari produk atau jasa.
3. Aspek bisnis yang dapat ditimbulkan.
4. Aspek emosional konsumen.

Pengertian Konsumen

Konsumen yaitu beberapa orang yang menjadi pembeli atau pelanggan yang membutuhkan barang untuk mereka gunakan atau mereka konsumsi sebagai kebutuhan hidupnya.
Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdaganan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan infomatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa yang, ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

Selasa, 16 Maret 2010

Tanda-tanda Stres Pada Kulit

1. Kulit kering
"Stres yang kronis akan meningkatkan kadar hormon kortisol yang bisa merusak kemampuan kulit menahan air," kata Peter Elias, MD, ahli kulit dari University of California, Amerika Serikat. Akibatnya, kulit akan kehilangan kelembabannya dan menjadi kusam.

2. Kerutan halus
Kortisol, si hormon stres, juga akan meningkatkan kadar gula darah yang bisa merusak kolagen dan elastin, protein serat yang membuat kulit kenyal dan lembut. Ketegangan otot di wajah karena stres juga bisa membuat kerut-kerut menetap.

3. Kemerahan
Meningkatkan sirkulasi darah yang terjadi ketika kita sedang berada dalam tekanan bisa memperlebar pembuluh kapiler. Stres juga akan memicu rona kemerahan yang disebut rosacea. Dan, karena stres akan melemahkan sistem imun, semburat kemerahan di wajah ini mungkin akan menetap cukup lama.

4. Jerawat
Jerawat adalah gangguan kulit yang ditandai dengan tumbuhnya bintil-bintil kecil akibat tersumbatnya pori-pori kulit. Jerawat terjadi ketika folikel rambut pada kulit mengalami penyumbatan. Stres juga akan meningkatkan peradangan yang menyebabkan folikel rambut tersumbat.

5. Mata lelah
Kecemasan akan menghasilkan reaksi berantai; membuat mata sulit terpejam pada waktu malam dan menyebabkan mata bengkak sehingga esoknya penampilan wajah Anda terganggu oleh mata yang terlihat lelah dan kuyu.

Sabtu, 13 Maret 2010

Glaukoma Gangguan Mata Penyebab Kebutaan

Mungkin selama ini kita tak pernah menyadari bahwa ada beberapa penyebab lain yang menjadi pemicu kebutaan pada mata. Penyebab kebutaan pada mata selain katarak ada lagi yaitu glaukoma.
Orang yang menderita glukoma dapat menjadi buta sepanjang masa. Penyakit ini lebih berbahaya dibandingkan katarak karena kalau katarak penyakitnya bisa disembuhkan dengan jalan operasi. Survei kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada tahun 1993 – 1996, tercatat bahwa ada 13,6 persen penduduk Indonesia mengalami kebutaan mata akibat Glaukoma.
Tanda – tanda penyakit glaukoma ditandai dengan meningkatnya cairan didalam bola mata yang setelah sekian tahun dapat menimbulkan kerusakan pada syaraf – syaraf yang bertugas mengirimkan implus – implus syaraf ke otak dan tak bisa diperbaiki. Hasilnya, penderita tidak bisa melihat sama sekali karena penyempitan lapang pandang progresif.
Glaukoma dapat dibedakan menjadi dua yaitu glaukoma kronis dan glaukoma akut. Glaukoma kronis ditandai dengan hilangnya penglihatan tepi 0 secara berangsur – angsur. Glaukoma kronis sering berlangsung tanpa terdeteksi selama bertahun – tahun sehingga penderita bisa kehilangan sebagian besar penglihatannya. Penderita yang mengalami gangguan glaukoma kronis sudah 95 persen.
Glaukoma akut ditandai dengan penglihatan yang buram pada salah satu mata, melihat lingkaran cahaya (halo) di sekeliling lampu, nyeri pada mata dan mata merah. Glaukoma akut lebih jarang terjadi dan penderitanya pun lebih sedikit dibandingkan penderita yang mengidap glaukoma kronis.
Penyakit glaukoma akut dapat terjadi secara tiba – tiba, sering terjadi pada malam hari ketika cahaya remang – remang dan pupil mata membesar. Jadi orang yang terkena penyakit glaukoma akut harus segera ditangani dokter, karena glaukoma akut ini dapat menyebabkan kebutaan dalam waktu sesaat tanpa menunggu waktu yang lama.
Saat ini sudah tersedia berbagai jenis obat tetes mata yang bekerja untuk menurunkan tekanan mata, baik dengan meningkatkan pengeluaran cairan dari mata atau dengan menurunkan produksi cairan. Masing-masing memiliki efek samping yang berbeda.